Jakarta: Samsung dilaporkan tengah mengembangkan jaringan blockchain miliknya, dan berpotensi untuk meluncurkan token karyanya bertajuk Samsung Coin. Namun, belum tersedia informasi mendetail terkait token ini.
Jaringan blockchain ini dilaporkan CoinDesk Korea berpotensi hadir sebagai jaringan publik ataupun hibrida, kombinasi blockchain publik dan privat. Selain itu, jaringan blockchain ini juga dilaporkan akan berbasis Ethereum.
Sebagai informasi, Ethereum adalah platform kontrak cerdas populer yang menyuguhkan kemudahan untuk mendistribusikan token mata uang kripto karya produsen. Setelah pengembangan blockchain selesai, Samsung diperkirakan akan meluncurkan token kripto karyanya, Samsung Coin.
Informasi yang beredar menyebut Samsung belum memutuskan arah dari Samsung Coin tersebut. Salah satu sumber yang dikutip Mashable menyebut Samsung telah mengembangkan proyek ini setidaknya selama satu tahun.
Ranah kripto ini bukanlah hal baru untuk Samsung, sebab Samsung telah melakukan uji coba pada pasar kripto dengan memperkenalkan dompet mata uang kripto dan aplikasi terdesentralisasi yang mendukung smartphone unggulannya di seri Galaxy S10.
Namun, ini merupakan kali pertama tersiar informasi terkait pembangunan jaringan berbasis blockchain dan token mata uang kripto oleh Samsung. Meskipun demikian, Samsung bukanlah satu-satunya perusahaan yang merambah ranah ini.
Selain Samsung, Microsoft dan Facebook juga dilaporkan tengah mengembangkan proyek blockchain karya mereka. Sementara itu hingga saat ini, belum tersedia informasi terkait rencana Samsung dengan jaringan blockchain karyanya.
Dengan layanan dompet atau pembayaran mobile yang dimiliki Samsung, yaitu Samsung Pay, perusahaan asal Korea Selatan ini diprediksi akan mengintegrasikan jaringan blockchain tersebut pada layanan ini.
Sebelumnya, Samsung secara resmi memboyong Samsung Pay ke pasar Indonesia pada bulan Maret 2019 lalu. Layanan ini masih dalam pengujian beta secara tertutup, sehingga belum tersedia di seluruh perangkat Galaxy yang dipasarkan di Indonesia.
Saat ini, aplikasi tersebut baru tersedia pada dua smartphone kelas menengah yang baru diumumkan Samsung, yaitu Galaxy A30 dan Galaxy A50.
Samsung menyebut aplikasi layanan pembayaran digital ini berbeda dengan layanan yang tersedia di luar Indonesia, dengan masih menggunakan kode QR dan belum mendukung NFC.