Pendidikan seks berperan penting mencegah kasus pemerkosaan.
Alasannya, seseorang yang terdidik baik mengenai seksualitas tak akan
melakukan tindak pemerkosaan.
Zoya Amirin, psikolog seksual, mengatakan kalau pendidikan seks tak
bisa lagi disebut hal tabu. Semakin ditabukan, semakin bikin penasaran.
Ketika penasaran, seseorang akan mencari akses mengenai informasi
tentang seks. Sialnya, masih banyak orang mendapat informasi yang salah
mengenai seks.
Pendidikan seks ini hendaknya dimulai sejak kecil. Atau setidaknya,
ketika anak laki-laki mulai mengalami mimpi basah dan anak perempuan
mengalami menstruasi pertama.
Pendidikan seks yang benar memberi informasi yang tepat sehingga tak
terjadi salah mengerti. Anak-anak pun bisa menjadi pribadi yang lebih
baik ketika beranjak dewasa.
“Misalnya, pria yang mendapat pendidikan seks dengan benar tahu
bagaimana menangani rangsangan seksual. Yang jelas bukan dengan
memerkosa, apalagi sampai membunuh,” tegas Zoya ketika berbincang dengan
Kompas.com.
Soal rangsangan seksual, lanjut Zoya, itu tak bisa dihindari dan manusiawi. Hanya saja penanganannya harus tepat.
“Misalnya diajari bagaimana cara pacaran yang sehat. Lalu bagaimana
menghargai cara menyampaikan perasaan dengan sopan, termasuk ketika
menolak atau ditolak lawan jenis,” jelas Zoya.
Zoya menambahkan kalau pendidikan seks yang benar itu tak selalu soal
kelamin. Di situ dijelaskan juga bagaimana seseorang bertindak sesuai
jenis kelaminnya.
Menurut Zoya, dari sisi medis, seseorang bisa saja memiliki
pengetahuan mengenai alat kelamin yang sempurna. Tapi ia tak bisa
menghargai orang lain dalam hal seksual.
Misalnya, lanjut Zoya, melakukan pelecehan seksual. Yang paling
sering ditemui adalah siulan atau panggilan “cewek, godain kita dong”
ketika melihat wanita lewat.
“Hal seperti itu membuat risih. Padahal pria sejati tak akan membuat
wanita menjadi risih. Apalagi, memaksakan kehendak seksual. Logikanya,
memang kalau sudah memerkosa lalu patut menyandang predikat pria
sejati?” tanya Zoya.
Untuk itu, Zoya mengajak kaum pria untuk lebih menghargai wanita. Seperti menghargai ibu kandung atau saudaranya sendiri.
“Kalau pria bisa menghargai wanita dengan benar, pria itu pasti akan dipandang sebagai gentleman. Asal tahu saja, wanita senang dengan gentleman,” imbuh Zoya.